Skip to main content

Annabelle Review

Mungkin review ini agak sedikit telat. Tapi gapapa ya, lebih baik telat daripada enggak sama sekali.
http://www.finalreel.co.uk/
Kemarin saya dan seorang teman menonton film prequel dan spin-off dari The Conjuring. Yaitu Annabelle. Biasanya, saya menonton tanpa ekspektasi apa-apa. Tapi pada film Annabelle ini saya lumayan berharap terror dalam Annabelle minimal bisa menyamai pendahulunya yaitu The Conjuring.

Mari bahas dulu boneka Annabelle-nya. Dari film The Conjuring, Annabelle ini sudah menarik perhatian, bahkan menurut saya, cerita Annabelle (di The Conjuring) lebih menarik ketimbang cerita bathsheba di film itu. Tapi dalam film Annabelle sendiri, entah mengapa kurang menarik perhatian saya. Karena saya merasa film Annabelle ini tidak semengerikan yang saya bayangkan. Bahkan tidak sampai menyamai keseraman yang ada di The Conjuring.

torontosun.com
Film ini sebenarnya memiliki cerita origin yang bagus, tapi sayang kurang digali. Padahal, jika melihat dari cerita asli boneka Annabelle, klimaks cerita harusnya ada pada saat 3 perawat membawa boneka itu. Walaupun film ini kurang begitu menyeramkan, tapi cukup bisa dinikmati sebelum menonton ulang The Conjuring.

Yang saya tidak suka dari film ini ada pada jumpscare pertama, yang saya rasakan pertama kali bukan dag-dig-dug karena kaget, melainkan dag-dig-dug karena merasa sakit telinga. Dan saat saya merasa akan ada jumpscare lagi, saya sudah siap menutup telinga sebelah kiri saya (entah kenapa cuma sebelah kiri yang terasa sakit). Satu lagi, boneka Annabelle di film itu terlalu dibuat seolah-olah mengerikan, padahal boneka asli Annabelle itu tidak ada unsur mengerikannya. Mungkin karena dua hal ini yang membuat saya kurang menikmati film.

Dari cerita saya lumayan tertarik, walaupun banyak kurang gregetnya tetapi ceritanya menarik untuk dinikmati. Dan satu lagi, pemeran protagonis wanita disini cakep sih, itu aja.


Alhasil walaupun film horror ini adalah prequel dari The Conjuring, tetapi Annabelle tidak begitu terasa mengerikan dan film ini saya rasa jomplang jika dibandingkan dengan The Conjuring. Cerita yang masih bisa dinikmati dan boneka yang wajahnya mengerikan menjadi alat bantu film ini agar saya bertahan duduk di bangku bioskop. Film Annabelle ini horror tapi kurang menyeramkan.

Comments

  1. Jadi makin yakin kalo Annabelle film horror yang kurang serem. Kemarin sempet liat juga di twitter, banyak yang bilang gitu. Jadi makin yakin, yakin kalo nggak usah nonton aja, hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nonton sih nonton aja.. kalo mau :))
      emang kurang bagus sih kalo dibandingkan sama Conjurig.. Annabelle ini ibarat bayi lahir prematur. belum terlalu matang

      Delete
  2. Pertama baca review di blognya Adit, terus nyasar ke sini. \:p/
    Hmmm ternyata nggak begitu serem ya? ah, tapi masih nggak yakin gue. Hahaha. Belum nonton niih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah disasar sama mas adi X))
      menurut gue emang gak terlalu bagus sih.. karena gue ekspektasinya terlalu tinggi :|

      Delete

Post a Comment

Silahkan komentar, cerita, curhat juga boleh. Yang penting bukan spam. Semoga hari kalian menyenangkan!

Salam hangat dari Om.

Popular posts from this blog

Kekuatan Sepuluh Jari!

Dengan sabun cuci Att*ck Easy ibu bisa mencuci dengan kekuatan 10 tangan! Inget kata-kata ini? Tagline di iklan sabun cuci ini mengatakan kalau kita pakai sabun ini, kita akan bisa mencuci dengan 9 tangan tambahan. Bayangin, tangan kita NAMBAH!! Parah banget, kalo gue nyuci pakai itu bisa-bisa gue jadi manusia laba-laba. Ngeri, karena gue gak ganteng. ibu dengan kekuatan 10 tangan Tapi emang ada apasih dengan 10 tangan? Sebenernya gak ada apa-apa sih, soalnya yang mau gue bahas disini adalah 10 jari, bukan 10 tangan, hehe. kesepuluh jari tangan kita itu menakjubkan. Mengapa gue bilang demikian? Seperti salah satu resolusi gue di 2015, gue harus bisa mengetik dengan 10 jari. Mengetik 10 jari itu bisa mempercepat gue untuk mengerjakan tugas dan bahkan untuk blogging sendiri, latihannya pun bikin gue seneng. Entah kenapa gue akhirnya merasakan proses belajar yang terasa menyenangkan di dalam belajar mengetik ini. Asik aja gitu bawaannya. Lalu yang kedua, gue suka banget

Layar Retak, Bongkar Sendiri

Kalian pernah gak sih punya barang baru, lalu rusak 1 minggu kemudian karena kecerobohan kalian sendiri? Jika jawabannya iya, gue pun pernah merusak hape sendiri yang baru berumur beberapa hari. Kejadiannya udah agak lama, sekitar pertengahan 2015. Ceritanya gue baru aja nabung untuk beli hape, lalu kakak ipar yang memang sudah ganti hape menawarkan hape lamanya untuk gue bayarin. Karena gue pikir hapenya lumayan dan harganya jauh di bawah pasar, gue bayarin lah si hape dengan mahar Rp800.000,- Ilustrasi 9to5mac.com Punya hape baru senengnya bukan main, dari yang tadinya diem di kampus. Semenjak pakai hape itu sambil nunggu dosen bisa main game, tapi kesenangan itu hanya sesaat teman-teman. Belum sampai 1 minggu entah kenapa gue bodoh sekali, gue letakan hape gue diatas binder yang lagi gue taruh diatas bangku. Gue pun gak sadar karena lagi nunggu diabsen, tiba-tiba binder biadab itu merosot jatuh yang berarti membawa hape gue ikut bersamanya. Semua yang ada di kelas nengok ke ar

Nyobain Sate Taichan Goreng

Perlu diketahui, gue orang yang jarang main keluar rumah apalagi makan di luar. Mumpung sabtu kemarin gue pergi ke acara Hakabe yang ternyata sepi, gue memanfaatkannya untuk makan di luar juga. Setelah berunding dengan empat teman gue. Akhirnya kita memutuskan untuk makan di Sate Taichan Goreng di daerah Galaxy. Restoran ini katanya milik pacar selebgram yang ultahnya kemarin dibeliin Range Rover dan Iphone 7. Gak peduli sih gue. Tapi kali aja ada yang mau tau. Lokasi Letak restoran ini gak jauh dari Gerbang Galaxy tepatnya di areal Ruko Grand Galaxy City. Gampang dicari dan lumayan deket dari Grand Galaxy Park. Jadi kalo kalian yang abis nonton mau cari makanan bisa kesana. Atau enggak. Suasana Kesan pertama gue masuk tempat ini rasanya sempit. BANGET. Mungkin karena bentuk ruko yang memanjang dan meja yang disusun kiri-kanan dan ditengah sebagai jalan utama (seperti di dalam bis). Pertama masuk mata gue gak dimanjakan oleh apa-apa. Temboknya cuma putih gak didekorasi lagi. saya