Mungkin review ini agak sedikit telat. Tapi gapapa ya, lebih baik telat daripada enggak sama sekali.
Kemarin saya dan seorang teman menonton film prequel dan spin-off dari The Conjuring. Yaitu Annabelle. Biasanya, saya menonton tanpa ekspektasi apa-apa. Tapi pada film Annabelle ini saya lumayan berharap terror dalam Annabelle minimal bisa menyamai pendahulunya yaitu The Conjuring.
Mari bahas dulu boneka Annabelle-nya. Dari film The Conjuring, Annabelle ini sudah menarik perhatian, bahkan menurut saya, cerita Annabelle (di The Conjuring) lebih menarik ketimbang cerita bathsheba di film itu. Tapi dalam film Annabelle sendiri, entah mengapa kurang menarik perhatian saya. Karena saya merasa film Annabelle ini tidak semengerikan yang saya bayangkan. Bahkan tidak sampai menyamai keseraman yang ada di The Conjuring.
Film ini sebenarnya memiliki cerita origin yang bagus, tapi sayang kurang digali. Padahal, jika melihat dari cerita asli boneka Annabelle, klimaks cerita harusnya ada pada saat 3 perawat membawa boneka itu. Walaupun film ini kurang begitu menyeramkan, tapi cukup bisa dinikmati sebelum menonton ulang The Conjuring.
Yang saya tidak suka dari film ini ada pada jumpscare pertama, yang saya rasakan pertama kali bukan dag-dig-dug karena kaget, melainkan dag-dig-dug karena merasa sakit telinga. Dan saat saya merasa akan ada jumpscare lagi, saya sudah siap menutup telinga sebelah kiri saya (entah kenapa cuma sebelah kiri yang terasa sakit). Satu lagi, boneka Annabelle di film itu terlalu dibuat seolah-olah mengerikan, padahal boneka asli Annabelle itu tidak ada unsur mengerikannya. Mungkin karena dua hal ini yang membuat saya kurang menikmati film.
Dari cerita saya lumayan tertarik, walaupun banyak kurang gregetnya tetapi ceritanya menarik untuk dinikmati. Dan satu lagi, pemeran protagonis wanita disini cakep sih, itu aja.
Alhasil walaupun film horror ini adalah prequel dari The Conjuring, tetapi Annabelle tidak begitu terasa mengerikan dan film ini saya rasa jomplang jika dibandingkan dengan The Conjuring. Cerita yang masih bisa dinikmati dan boneka yang wajahnya mengerikan menjadi alat bantu film ini agar saya bertahan duduk di bangku bioskop. Film Annabelle ini horror tapi kurang menyeramkan.
torontosun.com |
Yang saya tidak suka dari film ini ada pada jumpscare pertama, yang saya rasakan pertama kali bukan dag-dig-dug karena kaget, melainkan dag-dig-dug karena merasa sakit telinga. Dan saat saya merasa akan ada jumpscare lagi, saya sudah siap menutup telinga sebelah kiri saya (entah kenapa cuma sebelah kiri yang terasa sakit). Satu lagi, boneka Annabelle di film itu terlalu dibuat seolah-olah mengerikan, padahal boneka asli Annabelle itu tidak ada unsur mengerikannya. Mungkin karena dua hal ini yang membuat saya kurang menikmati film.
Dari cerita saya lumayan tertarik, walaupun banyak kurang gregetnya tetapi ceritanya menarik untuk dinikmati. Dan satu lagi, pemeran protagonis wanita disini cakep sih, itu aja.
Alhasil walaupun film horror ini adalah prequel dari The Conjuring, tetapi Annabelle tidak begitu terasa mengerikan dan film ini saya rasa jomplang jika dibandingkan dengan The Conjuring. Cerita yang masih bisa dinikmati dan boneka yang wajahnya mengerikan menjadi alat bantu film ini agar saya bertahan duduk di bangku bioskop. Film Annabelle ini horror tapi kurang menyeramkan.
Jadi makin yakin kalo Annabelle film horror yang kurang serem. Kemarin sempet liat juga di twitter, banyak yang bilang gitu. Jadi makin yakin, yakin kalo nggak usah nonton aja, hehe.
ReplyDeleteNonton sih nonton aja.. kalo mau :))
Deleteemang kurang bagus sih kalo dibandingkan sama Conjurig.. Annabelle ini ibarat bayi lahir prematur. belum terlalu matang
Pertama baca review di blognya Adit, terus nyasar ke sini. \:p/
ReplyDeleteHmmm ternyata nggak begitu serem ya? ah, tapi masih nggak yakin gue. Hahaha. Belum nonton niih..
wah disasar sama mas adi X))
Deletemenurut gue emang gak terlalu bagus sih.. karena gue ekspektasinya terlalu tinggi :|